4:24, August 8, 2009 by Rahmat Mr. Power under: Artikel Motivasi | 1 Komentar
Ambil langkah pertama dalam perjuangan. Anda tidak harus melihat seluruh tangga, ambil saja langkah pertama. -Dr. Martin Luther King Jr.Mengapa Dr. Martin mengatakan kalimat ini? Banyak orang yang terhenti langkahnya atau tidak mengambil tindakan karena mereka selalu bertanya “nanti bagaimana?” Jika tidak melihat langkah-langkah selanjutnya, mereka tidak mau bertindak. Apa penyebabnya?
Penyebabnya adalah karena takut. Ketakutan bahwa tidak akan bisa melangkah lagi setelah langkah pertama diambil. Sehingga daripada mengambil tindakan dan sia-sia, akhirnya tidak mengambil tindakan.
Padahal kita sudah mendapat contoh dari nabi Musa as. Dengan ketawakalannya beliau tetap berlari padahal di depan beliau adalah laut. Meski Nabi Musa as tidak tahu langkah selanjutnya, tetapi beliau tetap mengambil langkah pertamanya, yaitu berlari. Selanjutnya beliau menyerahkan segalanya kepada Allah.
Seperti saat nabi Musa as dikejar pasukan Fir’aun. Pengikutnya sudah khawatir akan tersusul, namun Nabi Nusa as berkata: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”(QS. Asy Syu’araa’:62)
Jadi benar apa kata Dr Martin Luther King Jr., jika kita sudah tahu langkah pertama, maka ambilah langkah pertama tersebut. Tentu saja, kita sambil bertawakal kepada Allah agar kita diberi petunjuk kelak.
“Bukankah kita harus merencanakan dengan matang?”
Pertanyaan saya, jika Anda tidak bisa merencanakan apa yang Anda lakukan?
Maka langkah pertamanya ialah belajar membuat rencana. Langkah pertama belajar ialah mencari guru, mencari mentor, mencari pelatih, mencari konsultan, mencari buku, atau mencari petunjuk di internet. Selalu ada langkah pertama yang harus kita ambil.
Rencana memang penting. Namun, saat kita belum bisa membuat rencana secara detil, yang dianalogikan sebagai tangga keseluruhan, maka kita bisa membuat rencana besar. Ini adalah anak tangga pertama kita. Artinya, selalu ada langkah pertama yang bisa kita ambil, setidakanya “bertanya.”
Misalnya Anda mau berbisnis jasa pencucian baju, namun Anda tidak tahu apa-apa tentang bisnis ini. Apa langkah pertamanya?
- Bertanya kepada teman Anda: “Bagaimana cara menjalankan bisnis pencucian baju?”
- Jika teman Anda tidak bisa menjawab, tanyakan lagi: “Siapa yang bisa menjawab pertanyaan saya?”
- Jika teman Anda masih belum bisa menjawab, tanyakan lagi: “Siapa yang kira-kira kenal dengan orang yang sudah berpengalaman bisnis ini?”
- dan seterusnya.
Ini hanya contoh. Saya hanya ingin menekankan bahwa selalu ada tindakkan pertama yang bisa kita ambil. Jangan diam atau membatalkan keinginan Anda gara-gara Anda tidak melihat jalannya secara utuh. Paling tidak, tindakan pertama itu adalah bertanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar