Sabtu, 16 Oktober 2010

Cerita Motivasi : Leonardo da Vinci Manusia Kreatif

Leonardo da Vinci Manusia Kreatif

Leonardo da Vinci (15 April 1452 â€â€Å” 2 Mei 1519) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe “manusia renaisans” dan sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna. Selain itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner. [Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Leonardo_da_Vinci]

Dalam buku The Book of Genius, Tony Buzan dan Raymond Keene menjelaskan bahwa Leonardo da Vinci adalah jenius terbesar sepanjang jaman. Da Vinci lebih jenius ketimbang Albert Einstein dan Sir Isaac Newton. Selama ini, kebanyakan orang mengenal Da Vinci sebagai pelukis dengan lukisan yang terkenalnya Mona Lisa. Ternyata bukan hanya itu, tetapi meliputi ahli ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner.
Leonardo da Vinci juga adalah penemu, dia menyusun rancangan bagi mesin terbang, helikopter, parasut, dan banyak barang-barang yang mencengangkan seperti mesin air, mesin pembuat ulir baut, sepeda, kunci pas yang dapat disetel, hidrolik, panggung berputar, kincir air horizontal, mesin pres zaitun, dan kursi malas terapetik. Begitu juga, dia menciptakan berbagai mesin untuk perang.
Apa yang membuat Leonardo da Vinci begitu kreatif dan jenius? Ada 7 sikap yang melekat pada diri Leonardo da Vinci yang dijelaskan dalam sebuah buku Hot to Think Like Leonardo da Vinci, karya Michael J. Gelb. Kabar baiknya, Anda pun bisa mengembangkan ketujuh sikap yang akan membuat siapa pun menjadi orang yang kreatif dan jenius.
  1. Keingintahuan yang sangat besar. Selalu mencari dan mencari hal yang baru.
  2. Memiliki keteguhan dalam menguji pengetahuan melalui pengalaman, ketekunan, dan kesediaan belajar dari kesalahan.
  3. Penajaman indra secara terus menerus.
  4. Kesediaan untuk menerima ketidakjelasan atau ketidakpastian.
  5. Penggunaan otak yang seimbang, yaitu otak kiri dan otak kanan.
  6. Pemanfaatan potensi tubuh yang benar.
  7. Memiliki pemikiran yang sistematik.
Kita bisa mengambil kesimpulan dari kehidupan Leonardo da Vinci, bahwa kejeniusan bukan karena bawaan sejak lahir, tetapi dari ketujuh sikap yang dia miliki. Jenius itu diciptakan, bukan dilahirkan. Anda dan juga semua manusia sebenarnya dikaruniai potensi yang sangat dahsyat oleh Allah SWT dalam belajar dan kreativitas. Hanya saja, kebanyakan manusia tidak mau mengoptimalkannya dengan sungguh-sungguh potensi yang telah dimiliki.

Cerita Motivasi: Bekerja Keras Tanpa Hasil

Cerita Motivasi: Bekerja Keras Tanpa Hasil

Cerita motivasi tentang bekerja keras tanpa hasil. Cerita ini fiktif, tapi hasil modifikasi dari kenyataan yang ada. Ceritanya begini: Ada seorang pemuda. Dia tertarik dengan balap sepeda. Setelah mengumpulkan uang, akhirnya dia mampu membeli sebuah sepeda balap.
Dengan senang hati, dia mencoba sepeda balap tersebut. Setelah beberapa hari mencoba, dia kecewa berat. Dia tidak bisa mengendarai sepedanya dengan kecepatan tinggi. Bagaimana pun dia mengayuh, tetap saja sepeda berjalan dengan lambat. Akhirnya dia membawa sepeda tersebut ke tempat dimana dia membelinya.
“Pak, Anda menipu saya! Katanya ini sepeda balap, koq larinya lambat banget. Bahkan kalah oleh sepeda biasa.” katanya sambil marah-marah kepada penjual sepeda.
“Yang benar pak? Padahal pembalap nasional saja menggunakan sepeda seperti ini. Mereka bisa cepat koq?” kata penjual sepeda, keheranan.
Cerita Motivasi“Buktinya? Saya sudah sekuat tenaga mengayuh, tetap saja lambat.” katanya menaikan nada suaranya.
“Mungkin ada yang rusak pak. Boleh saya periksa?” tanya penjual sepeda tetap tenang.
Kemudian dia memeriksa sepeda. Setelah beberapa saat dia berkata:
“Tidak ada yang rusak pak, kondisinya 100% .”
“Tapi.. kenyataannya? Sepeda itu lambat! Coba saja sendiri jika tidak percaya.” kata pemuda tersebut tetap pada nada tinggi.
“Baik pak, akan kami coba.” kata penjual sepeda sambil memberi isyarat kepada anak buahnya untuk mencoba sepeda tersebut.
Wussss…. setelah beberapa saat, sepeda itu melaju dengan kencangnya. Jelas saja membuat pemuda tadi bengong.
“Koq bisa yah?”, kata pemuda tadi bingung.
“Silahkan dicoba lagi. Saya mau lihat cara Anda membawa sepeda.” kata penjual sepeda sambil tersenyum lega, sebab sepedanya memang tidak apa-apa.
Pemuda tersebut mencoba mengayuh sepeda. Dia mencoba mengayuh dengan cepat dan sekuat tenaga. Memang benar, sepedanya tidak melaju dengan cepat. Usaha si pemuda mengayuh sepeda terlihat sia-sia karena sepedanya tidak juga melaju dengan cepat. Akhirnya, dengan badan penuh peluh, dia menghampiri penjual sepeda.
“Apa yang salah yah?”, katanya sambil tetap bingung.
Penjual sepeda tersenyum. Dia sudah menemukan dimana letak kesalahannya.
“Secepat apa pun Anda mengayuh, kecepatannya tidak naik dengan berarti jika Anda tetap di gigi satu.” kata penjual sepeda menjelasnya.
“Oh… jadi harus pindah gigi yah? Bagaimana caranya?”, kata pemuda tersebut sambil menahan malu. Mukanya merah padam. Jika tadi merah karena marah, sekarang merah karena malu.
***
Hikmah Cerita Motivasi Ini:
Mengapa pemuda tersebut hanya menggunakan gigi satu? Betul, karena dia menganggap sepeda itu hanya memiliki satu gigi. Bagaimana pun dia bekerja keras, dia tetap saja menyia-nyiakan potensi sepeda itu sebenarnya.
Begitu juga dengan kita. Kita akan bertidak sesuai dengan anggapan kita terhadap diri kita. Jika kita menganggap bahwa potensi kita hanya sebatas apa yang sudah kita dapatkan, mungkin kita juga menyia-nyiakan potensi diri kita sebenarnya.
Life is like a ten-speed bike. Most of us have gears we never use. ~Charles Schultz
Banyak yang bertanya kepada saya, “Bagaimana kita bisa menggunakan “gigi” yang lebih tinggi?”
Caranya ialah dengan meningkatkan percaya diri. Atau.. Anda tetap bekerja keras tanpa hasil. Mudah-mudahan, cerita motivasi ini bermanfaat bagi Anda.

Berpikir Kreatif : Kekuatan Bertanya

Kekuatan Bertanya

Kreativitas Anda akan bangkit saat Anda memiliki sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang salah akan memberikan jawaban yang salah. Coba bandingkan dua pertanyaan sebagai respon terhadap suatu musibah. Pertanyaan pertama, “Mengapa ini terjadi pada saya?”. Pertanyaan kedua, “Apa hikmah besar dari musibah ini?”. Kedua pertanyaan ini adalah sama-sama respon terhadap musibah, namun akan memberikan dampak yang berbeda.
Kita ini begitu pandai dan kreatif dalam menjawab sebuah pertanyaan. Sebagai bukti, untuk berdalih atau mencari-cari alasan kita sungguh kreatif. Lalu, kenapa kepandaian kita tidak digunakan untuk hal yang positif? Anda bisa menggunakan kepandaian Anda untuk hal yang positif dengan cara mengubah pertanyaan Anda.
Sebagai contoh, saat Anda mengalami kegagalan, Anda bisa bertanya,
“Apa penyebab kegagalan ini selain dari saya?”
Apa jawaban yang akan muncul? Yah tentu saja berbagai alasan mengapa Anda gagal. Lebih parah lagi alasan itu berpusat pada apa yang ada di luar diri Anda. Tidak ada manfaat sama sekali kecuali pembelaan yang seolah berarti, padahal sama sekali tidak memberikan arti. Anda gagal dan akan tetap akan gagal karena tidak ada perubahan.
Tetapi jawaban akan berbeda jika Anda mengubah pertanyaannya. Misalnya:
“Bagaimana supaya saya tidak gagal lagi?”
“Bagaimana supaya saya melakukannya dengan lebih baik?”
Kreativitas Anda akan bekerja, akan memanggil jawaban-jawaban yang memberdayakan. Ide-ide yang membuat Anda bekerja atau berbisnis lebih baik akan bermunculan. Anda akan lebih pandai karena mengajukan pertanyaan yang lebih memberdayakan.
Pertanyaan bagaikan laser kesadaran. Pertanyaan bagaikan senjata yang ampuh. Akan bermanfaat besar jika digunakan dengan benar. Akan sangat merusak jika Anda salah menggunakannya. Jadi, gunakan kedahsyatan pertanyaan untuk menghadapi rintangan atau tantangan. Bukan sebaliknya, malah memperburuk masalah.
Jangan pernah berhenti bertanya. Saat pertanyaan Anda mengarahkan kepada jawaban negatif, gantilah pertanyaan Anda. Jika pertanyaan Anda positif, maka pikiran Anda akan fokus kepada hal yang positif. Jika pertanyaan Anda negatif, maka pikiran Anda pun akan mengarah kepada yang negatif.
Albert Einstein mengatakan:
“Hal terpenting ialah tidak berhenti bertanya.”
Saat catatan Leonardo da Vinci diperiksa ternyata begitu banyak pertanyaan yang ditulis dalam buku catatannya.
Kedua orang jenius ini menggunakan pertanyaan untuk memompa pikirannya. Jika Anda ingin jenius juga, maka ajukanlah pertanyaan.
Ada pertanyaan?

Motivasi Diri : Motivasi dalam Keluarga

Motivasi dalam Keluarga

Keluarga adalah tempat tinggal landas kita. Jika tinggal landas kita baik, maka kita pun bisa terbang dengan baik. Artinya jika kita berangkat dari rumah diiringi dengan dorongan semangat, tentu akan membuat kerja kita menjadi lebih bersemangat pula. Sebaliknya jika kondisi keluarga kita kurang kondusif, hal ini bisa terbawa ke tempat kerja kita sehingga bisa saja kita bekerja dengan motivasi yang kurang.
Oleh karena itu jangan sepelekan masalah motivasi dalam keluarga. Bukan saja kita yang memerlukan dukungan motivasi tetapi pasangan kita dan juga anak kita memerlukan dukungan motivasi agar mereka bisa berprestasi juga. Dalam keluarga kita perlu saling memberikan motivasi satu sama lain. Sayang sekali, dari pengamatan saya, malah banyak yang sebaliknya. Bukan saling memberikan motivasi tetapi justru saling meruntuhkan.
motivasi bisa muncul saat kondisi emosi kita sedang baik. Kondisi emosi sangat dipengaruhi oleh cara kita berkomunikasi. Oleh karena itu kita perlu memahami cara komunikasi yang baik agar terjadi saling menumbuhkan motivasi diantara keluarga. Yang pertama, usahakan komunikasi kita membawa kepada kegembiraan. Bisa dilakukan sambil terseyum, sambil bercanda, dan cara-cara lain yang menyenangkan. Kita juga perlu melihat saat yang tepat untuk membicarakan sesuatu masalah yang berat, jangan asal ngomong.
Yang kedua ialah pilihan kata yang baik. Jangan menggeneralisir sesuatu, apa lagi kekurangan. Sebagai contoh saat anak kita mendapat nilai jelek untuk matematika, jangan mengatakan anak kita bodoh, karena bisa saja dia kurang mampu dalam matematika tetapi bagus untuk hal yang lainnya. Begitu juga satu kesalahan jangan terlalu dihubung-hubungkan dengan masalah yang lain.
Yang ketiga ialah berikan arahan dan dukungan. Hindari kesan melarang, terutama kepada anak-anak. Larangan bisa mengurangi motivasi seseorang, maka kita harus pandai meramu cara berkomunikasi agar tidak terkesan melarang sesuatu yang kita tidak setujui, yaitu dengan mengarahkan. Sementara dukungan akan memberikan tambahan motivasi bagi seseorang, oleh karena itu, jika kebutulan setuju dengan apa yang dilakukan oleh salah satu keluarga kita, maka berikanlah dukungan.
Seringkali orang tua yang bermaksud menasihati anaknya, malah mendemotivasi. Sebagai contoh, saat anak mengemukakan cita-citanya, misalnya ingin menjadi seorang guru. Kita langsung bicara:
“Kamu itu tidak sabaran, tidak cocok menjadi guru!”
Apa kira-kira yang dirasakan oleh anak kita? Semangat dia bisa menjadi drop, dia bisa kehilangan motivasi, bukan saja untuk menjadi guru, tetapi untuk menjadi yang lainnya. Mengapa? Karena motivasinya untuk berprestasi sudah hilang.
Cobalah dialog lebih dalam sebelum Anda memberi vonis, tanyakan mengapa ingin menjadi guru? Apakah dia merasa cocok mejadi guru? Dan berbagai pertanyaan lainnya yang menggali sehingga kita bisa mempertimbangkan. Bisa saja kita yang salah, sebenarnya anak kita sangat cocok mejadi guru, hanya saja kita yang kurang memahami anak kita. Jika memang dia tidak cocok menjadi guru, atau cita-citanya ke arah yang tidak baik, cobalah bicara dengan jalan yang mengarahkan sehingga seolah-olah keputusan yang diambil adalah pendapat dia sendiri.

Berpikir Kreatif : Einstein: Saya Tidak Pintar-pintar Amat

Einstein: Saya Tidak Pintar-pintar Amat

“Yang bener ah?” Serius, dia sendiri koq yang ngaku begitu. “Dia kan termasuk orang paling jenius di dunia?” Memang, tapi kenyataannya dia mengatakan seperti itu. “Mungkin hanya merendah.” Bisa jadi! Tapi, saya yakin ada kebenaran dibalik perkataan yang dia sampaikan. Apa itu?
OK, saya akan tunjukan kalimat lengkapnya:
It’s not that I’m so smart, it’s just that I stay with problems longer.
Saat dia mengatakan, It’s not that I’m so smart, bisa jadi hanya sebuah cara untuk merendah diri. Namun saat dia mengatakan, it’s just that I stay with problems longer, saya yakin ini adalah suatu kebenaran. Dia ada tipe orang yang berpikir keras. Inilah yang menyebabkan dia jenius.
Dari perkataan itu saya mengambil 2 kesimpulan
  • Dia berpikir keras saat memikirkan suatu masalah atau soal. Dia tidak mudah menyerah untuk mencari jawaban dari permasalahan yang dia hadapi. Memang seperti inilah karakter orang jenius. Mungkin Anda ingat cerita Archimedes dimana dia terus memikirkan masalah bahkan saat dia mandi. Jadi jangan cepat menyerah! Saat ini mungkin tidak bisa, tapi bisa jadi setelah berusaha, nv menjadi bisa.
  • Saat dia tidak menemukan jawaban dengan suatu tingkat pikiran, dia meningkatkan tingkat pikirannya. Atau menggunakan 6 cara berpikir seperti dijelaskan oleh Edward de Bono. Yang jelas, dia terus meningkatkan cara berpikirnya untuk menemukan suatu jawaban. Di lain kesempatan dia mengatakan,
    No problem can be solved from the same level of consciousness that created it.
Apa hikmah untuk kita?
Sebelum membahas hikmahnya, saya akan sedikit menjelaskan kata masalah atau problem bukan berarti kita hanya berpikir saat kita mengalami masalah sesuai pengertian kita sehari-hari. Tetapi termasuk saat kita akan melakukan peningkatan atau perbaikan. Misalnya, masalahnya: “bagaimana cara meningkatkan penjualan?”
  1. Jangan cepat menyerah saat Anda sedang berpikir menyelesaikan suatu masalah. Mungkin diperlukan berpikir lebih keras, lebih kreatif, dan menggunakan teknik-teknik berpikir. Mungkin perlu diam sejenak menenangkan pikiran untuk mendatangkan ide intuitif. Mungkin perlu bertanya ke seseorang. Mungkin perlu buka buku.
  2. Tingkatkan terus pola pikir Anda. Bisa jadi masalah Anda tidak akan terselesaikan dengan tingkat pikiran Anda saat ini.

Motifasi Diri : Masih Ada Motivasi Yang Lain

Masih Ada Motivasi Yang Lain

Pernahkah Anda mendengar sebuah nasihat, “Jangan biarkan hinaan menghentikan kamu. Tapi, jadikan sebagai cambuk agar kamu menjadi maju. Buktikan bahwa kamu mampu!”? Akhirnya, jika seseorang mengikuti saran ini, dia akan berusaha keras untuk sukses demi pembuktian. Dia ingin menunjukan kepada orang yang menghinanya bahwa dia sebenarnya lebih baik.
Dulu, saya pernah mengalami hal yang sama. Berusaha keras hanya untuk membuktikan kalau saya memang lebih baik. Namun setelah dipikir-pikir, ternyata niat seperti ini tidak ada gunanya sama sekali. Saya berusaha untuk sukses, karena memang ingin sukses. Bagaimana dengan orang yang menghina kita? Mari kita maafkan saja.
sha_07
Kita bisa memiliki motivasi yang kuat meski tanpa dihina sebelumnya. Masih banyak alasan lain untuk sukses. Untuk kebahagiaan kita sendiri, untuk kebahagiaan keluarga, orang tua, dan memberikan kontribusi kepada bangsa dan agama. Bukankah motivasi ini jauh lebih mulia daripada hanya sekedar ingin membuktikan diri lebih baik kepada seseorang?
Rasa dendam terhadap seseorang hanya akan tetap membawa luka. Luka ini hanya bisa akan sembuh justru dengan memaafkannya. Jika kita masih memiliki rasa dendam, apa yang akan terjadi jika orang tersebut selalu lebih maju dibanding kita? Tentu, dendam tiada akhir yang dikhawatirkan akan mengarah ke sifat dengki.

Berbeda jika kita memaafkan. Hati kita akan tenang. Luka kita akan sembuh. Kita berusaha keras meraih sukses hanya untuk kita. Niat kita, motivasi kita, yang jauh lebih mulia dibandingkan niat balas dendam. Kita tidak perlu membuktikan diri, sebab kita adalah makhluq terbaik. Yang kita perlukan ialah menggali potensi yang sebenarnya sudah kita miliki.

Kita bisa memaafkan. Kuncinya adalah kemauan. Jika Anda berkeras mengatakan tidak bisa, itu bukan tidak bisa. Tetapi tidak mau. Bagaimana caranya? Lupakan semua kesalahannya. Bagaimana jika dia menghina lagi? Maafkan lagi. Waktu kita akan habis untuk “melayani” mereka. Emosi kita akan terkikis jika kita terus mendendam. Serahkan saja kepada Allah.

Sekali lagi, masih banyak motivasi yang jauh lebih mulia. Lebih banyak umat yang memerlukan perhatian kita daripada segelintir orang yang menghina kita. Jika selama ini kita selalu memiliki alasan tidak membantu tetangga yang membutuhkan, mungkin saatnya bagi kita untuk berusaha agar bisa membantu. Ini jauh lebih baik.

Berpikir Positif: Selalu Ada Jalan Keluar

Selalu Ada Jalan Keluar

Pernahkan Anda menemui jalan buntu? Sebenarnya jalan buntu itu adalah suatu istilah untuk sebuah jalan yang tertutup. Hanya saja, orang sering mendramatisir seolah tidak ada jalan lain lagi untuk mencapai tujuan kita. Jika sebuah jalan buntu, memang tidak ada jalan keluar jika kita hanya berpikir itu satu-satunya jalan. Padahal, di luar sana masih banyak jalan yang bisa kita lalui.


844723_parisKesalahan kita ialah seringkali mempersempit pandangan kita. Seperti uraian diatas, pandangan kita sempit, kita hanya memikirkan jalan tersebut saja, sehingga seolah peluang kita mencapai tujuan telah sirna. Namun, jika kita mau memperluas pandangan, sebenarnya masih banyak jalan-jalan lain yang bisa kita lalui.
Jalan buntu adalah suatu analogi sebuah masalah yang kita hadapi dalam kehidupan kita. Dalam bisnis, karir, sosial, keluarga, dan sebagainya. Banyak orang begitu stress menghadapi masalah, mengatakan sudah menemui jalan buntu, dan menyerah begitu saja. “Mau apa lagi?” katanya.

Hal ini diperparah oleh ungkapan yang mengatakan bahwa peluang hanya datang satu kali. Sehingga saat seseorang kehilangan peluang kerja, peluang bisnis, dan peluang lainnya dia pikir tidak ada lagi peluang lain sehingga dia stress dan ketakutan kehilangan peluang yang ada di depan matanya.
“Peluang masuk ke perusahaan ini hanya sekali. Jika sekarang gagal, maka kita tidak akan pernah lagi diterima di perusahaan ini.”

Betul, peluang untuk masuk ke perusahaan tersebut memang satu kali. Jika pandangan kita hanya perusahaan tersebut, maka kita akan berpikir peluang hanya datang satu kali. Namun, cobalah rentangkan pikiran kita. Kita akan temukan bahwa peluang kerja di perusahaan lain masih banyak.
Jika kita merentangkan pikiran kita lebih luas lagi, ternyata bukan hanya bekerja cara kita mencari nafkah. Anda bisa bisnis. Banyak peluang bisnis di sekitar kita. Kita tinggal pilih dan bisa jadi kita akan mendapatkan bisnis yang memberikan penghasilan jauh lebih besar dibanding kita bekerja di perusahaan idaman kita.

“Tapi saya tidak punya modal!”
Sekali lagi, Anda masih menyempitkan pandangan Anda. Pandangan Anda hanya sebatas bahwa bisnis itu perlu modal uang saja. Rentangkan lagi pikiran kita. Tanyakan 2 pertanyaan ini: “Bagaimana saya memulai bisnis tanpa modal?” dan “Bagaimana saya mendapatkan modal?” Jika belum bisa menjawab pertanyaan ini, rentangkan kembali pikiran Anda.

Teruslah untuk melatih mengembangkan pandangan Anda. Perluas cakrawala Anda sehingga kita akan melihat bahwa jalan itu tidak satu. Semakin tinggi kita naik ke atas gunung atau gedung bertingkat, kita akan melihat bahwa sebenarnya banyak jalan yang bisa kita lalui. Jika kita tidak melihat banyak jalan, artinya, karena kita berdiam diri di bawah. Naiklah.
Template by : kendhin x-template.blogspot.com